Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat
Brawijaya (Universitas Brawijaya) satu bulan lagi akan mengadakan Musyawarah Komisariat.
Suatu forum musyawarah tertinggi tingkat komisariat. Forum tempat mengevaluasi
kinerja kepengurusan periode ini–2011/2012–, menentukan langkah-langkah
strategis Ikatan ke depan, dan memilih pimpinan yang baru untuk periode
2012-2013. Forum ini tentu saja membutuhkan kontribusi pemikiran yang maksimal
dari immawan immawati semua. Karena di forum musyawarah itulah babak awal
penentuan kiprah IMM UB ke depan.
Penulis akan fokus terhadap satu masalah
penting, yaitu mecoba untuk mencandra sebenarnya sosok pemimpin dan pimpinan
seperti apa yang dibutuhkan IMM UB ke depan. Penulis memandang perlunya
membahas hal ini, karena menurut penulis pemipin yang sukses adalah pemimpin
yang mampu menghasilkan pemimpin-pemimpin baru yang lebih hebat darinya. Namun
bukan berarti 2 aspek yang menjadi bahasan musykom lainnya tidak penting, Insya
Allah itu juga akan menjadi bahasan dikusi selanjutnya.
Untuk dapat menentukan seperti apa sosok
pemimpin yang dibutuhkan IMM UB ke depan, tidak ada salahnya diungkapkan keadaan
riil IMM UB saat ini dan prediksi-prediksi realistis IMM UB ke depan:
1.
IMM UB sebagai gerakan mahasiswa Islam
dan organisasi otonom Muhammadiyah, dituntut untuk tetap konsisten dengan
prinsip-prinsip keislaman dan kemuhammadiyahan yang terinternalisasi dan
tercitrakan dari diri masing-masing kadernya.
2.
IMM UB merupakan sebuah habitus tempat
beraktualisasi dan mengabdi yang mana akan sangat banyak menyita waktu, tenaga,
pikiran, materi, dan lain sebagainya di samping kesibukan para kadernya dalam
hal akademis.
3.
IMM UB dikenal sebagai komisariat yang
memiliki kultur relijius di antara komsariat IMM se-Malang Raya. Ciri khas ini
wajib untuk dipertahankan. Namun tidak cukup itu, kultur relijius ini harus dikembangkan,
lebih diwujudkan dalam amalan-amalan nyata yang dapat menjadi landasan bagi
seluruh kader untuk melaksanakan segala macam kegiatan.
4.
IMM UB memiliki banyak kader potensial
sesuai dengan karakternya masing-masing yang sayangnya ini belum terberdayakan
secara maksimal. Banyaknya kader juga disertai dengan masih beragamnya
pemahaman kader mengenai hal-hal ideologis (keislaman, kemuhammadiyahan, dan
keimman) dan ini dituntut untuk terjadinya kesamaan ruh di seluruh jiwa kader
secara bertahap dan penuh kesadaran.
5.
IMM UB sebagai gerakan kemahasiswaan
ekstra kampus akhir-akhir ini tampak aktif mengikuti dinamika perpolitikan
kampus. Hal inilah yang kemudian IMM UB mulai dilirik setiap ada event
election, baik tingkat fakultas maupun universitas. Ini menuntut IMM UB harus
selalu memiliki sikap yang tegas dan jelas dalam menyikapi perpolitikan praktis
di lingkungan kampus.
6.
IMM UB sebagai gerakan intelektual harus
mampu mengiringi perubahan zaman dengan spesialisasi keilmuan masing-masing
kader sesuai dengan bidangnya masing-masing, namun juga tidak mengabaikan
aspek-aspek keilmuan general di luar bidangnya.
7.
IMM UB juga sudah mulai aktif menjalin
komunikasi dengan organ-organ lainnya yang ada di UB seperti HMI, PMII, KAMMI,
GMNI, dll. Tidak jarang komunikasi itu berlanjut ke forum diskusi publik yang
melibatkan organ-organ tersebut yang mana memiliki basic pemikiran yang
berbeda-beda.
8.
IMM UB termasuk pergerakan mahasiswa yang
sangat cepat dalam hal regenerasi dibandingkan dengan organ lainnya. Dibandingkan
dengan ketum HMI UB angkatan 2006, KAMMI UB 2008, PMII UB 2008, IMM UB sekarang
sudah 2009. Berarti jika mau dibilang melakukan regenerasi yang baik
kemungkinan besar yang beramanah adalah imm/I 2010. bisa dibayangkan, jarak
yang lumayan jauh dibandingkan dengan organ lainnya. Hal ini membawa
konsekuensi bahwa akselerasi regenerasi harus dan wajib diimbangi oleh
akselerasi kompetensi dalam segala aspek wawasan dan keilmuan.
9.
IMM UB sebagai gerakan mahasiswa harus
mampu memberikan model gerakan alternatif. Responsive terhadap isu-isu sosial. Gerakan
aksi yang lebih membumi (dakwah bil hal), solutif terhadap permasalahan ummat.
10.
IMM UB saat ini dengan kuantitas kader
yang tidak bisa dibilang sedikit sangat memungkinkan untuk melakukan ekspansi
gerakan. Melakukan ekspansi dalam wujud pemekaran komisariat, berarti membuka
ruang-ruang aktualisasi baru yang seharusnya dapat dimaksimalkan untuk
pemberdayaan kader untuk gerakan IMM UB ke depan yang lebih militant, namun
pemekaran berarti juga merupakan awalan bagi periode ke depan yang mana
membutuhkan kader-kader tangguh untuk dapat mempertahankan dan mengembangkannya
lagi untuk jangka panjang.
Dengan sedikit kondisi riil saat ini
yang penulis ungkapkan dan prediksi-prediksi realistis yang sangat dimungkinkan
terjadi di masa yang akan datang, sudah seharusnya kita memiliki gambaran
tentang pribadi ideal yang pantas mengemban amanah kepemimpinan IMM UB ke
depan. Lalu sejatinya seperti apa seharusnya sosok pemimpin IMM UB ke depan? Menarik
untuk kita diskusikan.
0 komentar:
Posting Komentar